Silaturahmi: Cara Mudah Mendapatkan Jodoh
Editor | Kolom Tetap | November 25th, 2009 | 10 Comments »
Oleh: Gagan Gartika*
“Kemudahan bagi seseorang, bisa dianggap sukar bagi orang lain, kecuali bagi mereka yang pandai bersilaturahmi segalanya menjadi mudah.”
~ Gagan Gartika
Mendapatkan pasangan hidup, misalnya, bagi sebagian orang sangat mudah, tetapi bagi yang lainnya sukar. Saya mempunyai teman yang susah sekali dapat jodoh. Saya ambil contoh seorang teman wanita lajang, yang sampai saat ini sudah berumur lima puluh lima tahun, ia sukar sekali mendapatkan jodoh. Bukan tidak berkeinginan menikah, namun sulit banget mendapatkan pasangan hidup sehingga ia stres, hilang harapan.
Semula parasnya menunjukan dia wanita cantik, tapi kini sudah mulai memudar, kuyu, bahkan suka berpakaian asal-asalan. Dirinya merasa tak ada lagi yang akan memerhatikan. Kalau ditanya dia cepat tersinggung. Kini dia menumpahkan perhatian pada kucing sehingga kucing di rumahnya semakin banyak. Ia memelihara, memberi makan, memandikan, memakaikan baju, dan menjadikan semua kucingnya lucu-lucu.
Saya sendiri sempat bertanya, “Kenapa masih sendiri, apa enggak ingin menikah?” Jawabannya, datar-datar saja, menunjukan dia frustrasi dalam usaha mendapatkan laki-laki.
Lain cerita dengan teman saya yang satu ini. Teman pria ini malah hobinya kawin, padahal pekerjaan belum punya. Bila ada pekerjaan, ya hanya sekali-kali. Itu pun kalau ada yang menyuruh menyopir sehingga penghasilan tidak jelas. Tetapi aneh, kok istrinya banyak? Ketika saya tanya, “Istrinya makan dari mana?” Jawabannya enteng banget, “Mereka masing-masing cari sendiri.”
Nah, bagi seseorang, berpoligami ini mudah sekali dijalankan. Sementara bagi yang lain, susah sekali, bahkan bisa menimbulkan stres karena harus membagikan keadilan.
Lalu, apa rahasianya, agar mudah mendapatkan pasangan hidup? Ternyata sederhana, yaitu mau membuka diri untuk bisa bergaul dan bersilaturahmi.
Dengan bersilaturahmi, kita bisa menceritakan keinginan kita kepada teman. Siapa tahu sebagai teman mereka bisa membantu? Sebab, yang susah mendapatkan jodoh itu tidak hanya dialami kaum wanita, tetapi banyak juga dari kaum laki-laki.
Teman saya, sering dipanggil Pak Ong, ia hidupnya membujang (usia 48 tahun). Sehingga, segala keperluan hidupnya serba dikerjakan sendiri, mulai dari mencuci, menjemur, menyeterika, sampai keperluan makan. Lagi-lagi, bujang lapuk ini ketika ada masalah sedikit saja juga sering tersinggung. Saya sendiri tak mengerti kok setiap orang yang belum dapat jodoh, apa berperilaku begitu ya, cepat tersinggung? Jawabannya, biarlah kalangan psikolog yang bisa menjawab. Tetapi kenyataan yang saya temui hampir sama.
Makanya, saya pikir kenapa ya mereka sulit mendapatkan jodoh? Sementara, yang lain tampaknya gampang-gampang saja. Akhirnya, penyelenggara biro atau lembaga kontak jodoh pun ramai dikunjungi. Biro-biro jodoh ini sebagai mediasi untuk mempertemukan mereka yang kesulitan mendapatkan pasangan. Dalam kegiatannya, lembaga ini lebih banyak menerapkan pola silaturahmi untuk menyandingkan mereka.
Biro-biro tersebut membuat serangkaian event agar para bujang dan lajang itu bisa dekat, berkumpul bersama, menyanyi bersama, olah raga bareng, piknik, sehingga memungkinkan mereka saling mengenal dan bercerita.
Ketika berkumpul bersama, misalnya, mereka perlu saling menyapa, bersalaman, saling menceritakan tentang hobi, kesenangannya, pekerjaan sehari hari sampai kepada tipe idaman yang diinginkan. Kagiatan pertemuan sering diadakan terus-menerus sehingga mereka mendapatkan pasangan yang cocok.
Melihat model itu, ternyata silaturahmi mempunyai kekuatan yang ampuh bagi orang yang susah mendapatkan jodoh.
Menyontek model yang dilakukan biro jodoh ini, bagi kita yang masih jomblo, namun tidak berkenan datang ke sana, bisa berusaha mendapatkan pendamping hidup dengan sering melakukan silaturahmi. Caranya ya dengan mendatangi perkumpulan-perkumpulan yang banyak massanya, bertegur sapa lewat internet, karena di sana pasti akan mendapatkan peluang dan ketemu berbagai macam orang.
Dalam silaturahmi, supaya lancar kita perlu memilki sikap penolong dan mau membantu orang yang sedang dalam kesusahan. Hasil bantuan kita akan mendapat perhatian dari orang lain sehingga citra kita sebagai seorang penolong dan peduli terhadap orang lain makin melekat.
Makanya, saya yakin bagi orang yang tadinya susah mendapatkan jodoh—dengan sering melakukan silaturahmi—akan cepat memperoleh apa yang dicita-citakan. Kita bisa meluaskan hubungan, meluaskan relasi. Dan, dengan banyaknya kenalan, masak sih enggak ada yang melirik kemampuan kita? Apalagi memiliki jiwa penolong. Pasti deh, dapat dan mudah. Hehehe….[gg]
* Gagan Gartika adalah praktisi Silaturahmi Marketing (SiMark), pengusaha di bidang forwarding, transportasi, dan pengurusan jasa kepabeanan pada PT Kumaitu Cargo dan PT Penata Logistic. Ia adalah pemilik Lembaga Pendididikan dan Pengembangan Bisnis (LPPB) Sinergi Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah S-2 Manajemen dari Ibii, Jakarta. Selain itu, pada bidang pengajaran Gagan mengabdi sebagai dosen Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti, Jakarta. Per November 2009, Gagan tergabung sebagai Kolomnis Tetap AndaLuarBiasa.com. Artikel di atas merupakan bagian dari naskah yang hendak diterbitkan menjadi buku dengan judul The Power of Silaturahmi. Gagan dapat dihubungi melalui pos-el: gagan[at]kumaitucargo[dot]co[dot]id.
December 1st, 2009 at 2:08 pm
iya terima kasih tipsnya..saya juga ni lagi pusing cari pendamping hidup sejati.hehehe..umur dah 25. kenalin juga boleh sama temennya yang kaya dan ganteng ya.he…lina_jayajaya@yahoo.co.id
December 1st, 2009 at 7:05 pm
Wah…tulisannya enak dibaca mas….saya sudah menikah dan punya anak, serta senang bersilaturahmi…he..he…..
December 7th, 2009 at 11:32 am
Buat mba Lina, coba saja tips itu dijalankan, apalagi silaturahmi ke tempat kumpulnya cowo ganteng dan kaya. pasti dapat deh.
Juga terimakasih buat Mas Agung, apalagi rajin bersilaturahmi. pasti deh dibalik itu ada rejeki datang tidak terduga. Makanya, ikuti artikel selanjutnya.
December 8th, 2009 at 1:17 pm
setuju bgt.silaturohim itu bisa jadi solusi rejeki,jodoh,bisnis.Saya amat sangat setuju.Berkunjung kepada siapa aja,kaya atau miskin,pintar atau awam
December 9th, 2009 at 5:47 pm
Iya, saya setuju banget, silaturohim bisa jadikan solusi bisnis, rejeki dan jodoh menjadi lebih mudah. kalau kita senang berkunjung, kepada siapa saja, baik kaya maupun miskin insya alloh rejeki akan di mudahkan oleh Tuhan. Tapi yang namanya jodohkan udah tersurat dari sononya. Mau silaturohim berapa kali kalo gak berjodoh ya tetap aja.Jodoh persaudaraan itu lebih bermakna. JOMBLO 40.
December 10th, 2009 at 12:52 pm
Mas Agushandoko dan saudara Malao Cai, setuju kita terus tingkatkan kegiatan silaturahmi,supaya bisa memperkuat persaudaraan dan jaringan kita. Saya sendiri sekarang lagi terus meneliti, ada apa dibalik kekuatan dari silaturahmi ini. Terimakasih yaaa..
January 29th, 2010 at 8:48 pm
Maaf mas, sy seorg janda, anak 3. bny masalah yg ingin sy utarakan mengenai jodoh. sll gagal.bgm cara sy menghubungi mas.terima kasih.
March 3rd, 2010 at 12:17 pm
memang silaturahmi sebagai salah satu sarana, saya jg aktif bersilaturahmi, bahkan di situs2 sosial and birojodoh
saya katanya menyenangkan, ngobrol nyambung,humoris, dan kalau diliat di foto lumayan cantik
tapi setelah kita ketemu, laki2 mundur dengan sendirinya dengan alasan kamu tidak seperti di foto (alias tidak cantik)untuk menjalani hubungan sebagai teman, mereka siap dan akupun tak masalah. tapi untuk hubungan ke yang lebih serius mereka tidak ada minat.
apa yang harus saya lakukan, saya sudah sangat bosan dengan keadaan ini
April 20th, 2011 at 1:07 am
saya percaya jodoh ada di tangan tuhan..
dan ada beberapa yang harus dianalisa dalam mendapat seorang pendamping. apa mungkin dengan silaturahmi sudah cukup??
March 26th, 2015 at 6:08 pm
Untuk mencari jodoh ada 4 tahap: kesatu adalah dikenalin (introduction) atau kesempatan bisa kenal orang. kedua adalah daya tarik (attraction) dimana sesudah ketemuan dikenalin akankah ketemuan lagi, atau tukar no tlp untuk lanjut komunikasi, apabila ketemuan lagi berarti ada signal ketertarikan dan berlanjut ke ketiga yaitu pacaran (connection) pada saat pacaran biasanya saling memperhatikan, saling cerita apa adanya, dan sesudah itu masuk ke tahap ke empat yaitu commitment atau pernikahan, jadi kalau orang yang pacaran terus tanpa dikawinin biasanya orang itu tidak ada komitment untuk berkeluarga. Jadi banyak orang ingin kawin kawin kawin… tapi tidak ada usaha untuk kenalan, tidak ada usaha untuk daya tarik (asal-asalan atau apa adanya) tidak pernah berlanjut ketahap 3 pacaran..jadi kapan kawin… semoga masukan ini bisa dijadikan pertimbangan untuk berubah dalam mencari jodoh, semoga berhasil.